Sistem Informasi Desa Sokawera Patikraja
Pada dahulu kala menurut cerita orang-orang tua dalam desa itu sekira tahun 1825 yang pertama kali menempati dan berdiam di desa tersebut adalah sejodoh orang bernama Ki Wirabaya. Mereka memiliki beberapa anak laki-laki dan perempuan, anak pertama perempuan bernama Rembi. Tidak berapa lama datang sejodoh orang bernama Ki Sokaleksana. Ki Wirabaya dan Ki Sokaleksana hidupnya sangat guyub rukun.
Makin lama daerah tersebut makin banyak penduduknya. Akhir tahun 1829 telah terdapat 14 orang kepala keluarga, jumlah jiwa seluruhnya 75 orang. Ki Sokaleksana saat itu satu-satunya orang yang gemar sekali bercocok tanam, rajin mengatur kebersihan rumah tangganya, dan senang mengatur dan menghias halaman rumahnya dengan tanaman bunga-bunga yang wangi dan harum. Oleh karena itu oleh penduduk di situ Ki Sokaleksana diberi nama panggilan Ki Sokawangi.
Tempat kediaman Ki Wirabaya dan Ki Sokaleksana beserta para tetangganya tersebut termasuk wilayah Kadipaten Peguwon. Peguwon sekarang terkenal dengan nama Purwokerto. Disitu ada sebuah sungai bernama Sungai Jomblangan dan ada kedungnya yang diberinama kedung Curugmacan. Di kedung curugmacan kerap kali ada seorang pria bernama Bangsaleksana, yang tak lain adalah putera Adipati Wirasaba. Tak berapa lama Bangsaleksana menikah dengan Rembi anak perempuan Ki Wirabaya.
Pada awal tahun 1830 Adipati Peguwon mengunjungi rumah Ki Sokaleksana mengumpulkan 14 orang Kepala Keluarga untuk bermusyawarah tempat tersebut dibentuk desa, dan diberi nama Desa Sokawira. Dengan dasar karena yang cikal bakal membuka dan membangun ditempat itu mereka berdua.
Adapun hasil perundingan yang ditunjuk dan ditetapkan menjadi Lurah ialah Bangsaleksana (anak menantu Ki Wirabaya), yang ditunjuk menjadi Carik adalah Wangsaiata yang merupakan anak ki Wirabaya nomor dua.
Selanjutnya desa Sokawera terus melaksanakan pembangunan. Ki Wirabaya menanam Pohon beringin di sebelah barat lingkungan perumahan penduduk guna tanda tempat kediaman penduduk desa. Ki Sokaleksana menaman pohon beringin di selatan daya (ditengah-tengah Kuburan) untuk tanda atau perlindungan kuburan.
Dari tahun ke tahun desa Sokawira penduduknya bertambah dan hampir seluruh penduduk mengikuti Ki Sokaleksana bagaimana mengatur kebersihan halaman masing-masing sehingga desa terlihat bawera/wera pada waktu itu. dengan demikian desa Sokawira menurut keputusan perundingan di kelurahan diganti menjadi Desa Sokawera.
Jaman pemerintahan penjajahan Belanda dalam wilayah distrik Purwokerto ada desa dengan nama Sokawera lebih dari satu dan desa Sokawera ini letaknya disebelah selatan/kidul jadi nama desa ditambah menjadi Sokawera Kidul. Namun saat ini nama yang terdaftar di Kementrian dan Dinas terkait adalah Desa Sokawera Kecamatan Patikraja.
Mulai tahun 1830 desa Sokawera telah dipimpin oleh beberapa Kepala Desa, dengan urutan sebagai berikut:
NO. |
N A M A |
MASA
JABATAN |
KETERANGAN |
1 |
Ki Bangsalaksana |
1830 - 1845 |
|
2 |
Ki Wangsaita |
1845
- 1860 |
|
3 |
Ki Ranadiwangsa |
1860
- 1861 |
|
4 |
Ki Cadipa |
Tidak
diketahui |
|
5 |
Wangsadipa |
Tidak
diketahui |
|
6 |
Setrawidjaja |
Tidak
diketahui |
|
7 |
Ki Padiwangsa |
Tidak
diketahui |
|
8 |
Setradana |
Tidak
diketahui |
|
9 |
Ki Tawidjaja |
Tidak
diketahui |
|
10 |
Ki Kertaredja |
Tidak
diketahui |
|
11 |
Arsamenawi |
1925
- 1940 |
|
12 |
Sanredja |
1940
- 1945 |
|
13 |
Arsamedja |
1946
- 1986 |
|
14 |
Karmini |
1986
- 1997 |
|
15 |
Rastam |
1998
- 2006 |
|
16 |
Tarwan, SH |
2006
- 2012 |
|
17 |
Karsam |
2013-2019 |
|
18 |
Handoyo |
2020-2027 |
|